Jalan-Jalan ke Merapi
Tanggal 6 Februari 2015, saat berwisata ketempat wisata di daerah Yogyakarta yaitu wisata Gunung Merapi. Sesampainya di parkiran mobil,kamipun bergegas langsung ke loket pembelian tiket. Ternyata sesampainya diloket, bukanlah harga tiket yang ditawarkan, melainkan harga sewa Mobil Jeep / trip. Adapun paket-paket yang ditawarkan oleh penjaga loket, diantaranya paket Short, Medium, long. Kamipun memutuskan membeli tiket sewa mobil jeep yang Short.
Perjalan kamipun dimulai dengan menaiki salah satu mobil jeep yang di kendarai oleh salah satu supir jeep (Guide) yang bernama Mas Kunto. Setelah melakukan perjalan ±15menit dari titik perjalanan terlihat dari kejauhan, rumah-rumah di lereng Gunung Merapi itu tak tampak terlalu menonjol, terlihat seperti rumah-rumah pada umumnya. Tepapi semakin mendekati rumah itu, ada pemandangan yang terlihat sedikit aneh. Begitu banyak kerangka-kerangka bergelantungan pada beberapa sudut rumah. Pada teras disalah satu rumah, terlihat seperti dua kerangka hewan ternak dan kerangka sepeda motor yang terkena erupsi.
Sesampainya di depan rumah itu, terlihat lantai yang tertutup sisa-sisa debu vulkanik. Semua barang yang ada didalam rumah tersaji di atsa meja dan lantai rumah itu terbungkus abu. Mesin penjahit, televisi tabung, minitor komputer, sendok piring, dokumen kertas, tas, baju, alat gamelan semua tak terpakai akibat muntahan debu panas vulkanik. Ketika pandangan saya melihat ke arah dinding bagian dalam rumah, terlihat coretan-coretan dengan menggunakan batu arang. Coretan-coretan di dinding itu bernada sama, soal bencana, di antaranya, 'habis sudah semua’.’Merapi tak pernah ingkar janji’.
Rumah yang terltak pada lereng Gunung Merapi tepatnya di kampung Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta itu memang bukan rumah biasa. Rumah itu menjadi saksi bisu kedahsyatan letusan Gunung Merapi pada tanggal 5 November 2010. Rumah ini milik pasangan Kimin dan Wati dan anaknya Sriyanto itu telah diubah menjadi museum mini Sisa Hartaku “ujar Mas Kunto”.
Kamipun melanjutkan perjalan kembali ketempat-tempat yang menjadi saksi bisu letusan Gunung Merapi, yaitu sebuah Bunker (Bangker) dengan menggunakan jeep. Bangker itu menjadi tempat berlindung warga sekitar saat terjadinya erupsi merapi. Saat erupsi terbesar terjadi, naas nasib 2 orang warga sekitar yang masuk kedalam Bunker (Bangker), padahal warga lain melarikan diri kearah bawah ketempat yang jauh lebih aman dibandingkan kedalam Bunker (Bangker). Kedua warga itupun tewas mengenaskan didalam Bunker(Bangker) tersebut dengan luka bakar disekujur tubuh.