Jumat, 29 Mei 2015

Reportasi Wisata " Gua Pindul "

Liburan ke “GUA PINDUL”

Pada tangal 3 Februri 2015 saya berlibur ke kota Yogyakarta bersama teman saya mengunjungi tempat wisata di daerah  Bejiharjo, sesampai kami disana  kami langsung memesan tiket masuk untuk  menyusuri Gua Pindul tersebut. Gua Pindul, salah satu gua yang merupakan rangkaian dari 7 gua dengan aliran sungai bawah tanah yang ada di Desa Bejiharjo, Karangmojo, menawarkan sensasi petualangan tersebut. Selama kurang lebih 45 - 60 menit wisatawan akan diajak menyusuri sungai di gelapnya perut bumi sepanjang 300 m menggunakan ban pelampung.

 
Petualangan yang memadukan aktivitas body rafting dan caving ini dikenal dengan istilah cave tubing. Tidak diperlukan persiapan khusus untuk melakukan cave tubing di Gua Pindul. Peralatan yang dibutuhkan hanyalah ban pelampung, life vest, serta head lamp yang semuanya sudah disediakan oleh pengelola. Aliran sungai yang sangat tenang menjadikan aktivitas ini aman dilakukan oleh siapapun, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Waktu terbaik untuk cave tubing di Gua Pindul adalah pagi hari sekitar pukul 09.00 atau 10.00 WIB. Selain karena airnya tidak terlalu dingin, jika cuaca sedang cerah pada jam-jam tersebut akan muncul cahaya surga yang berasal dari sinar matahari yang menerobos masuk melewati celah besar di atap gua.
Sambil merasakan dinginnya air sungai yang membelai tubuh di tengah gua yang minim pencahayaan, seorang pemandu bercerita tentang asal-usul penamaan Gua Pindul. “ Menurut legenda yang dipercayai masyarakat dan dikisahkan turun temurun, nama Gua Pindul dan gua-gua lain yang ada di Bejiharjo tak bisa dipisahkan dari cerita pengembaraan Joko Singlulung mencari ayahnya. Setelah menjelajahi hutan lebat, gunung, dan sungai, Joko Singlulung pun memasuki gua-gua yang ada di Bejiharjo. Saat masuk ke salah satu gua mendadak Joko Singlulung terbentur batu, sehingga gua tersebut dinamakan Gua Pindul yang berasal dari kata pipi gebendul. “ kata bapak Tono pemandu kami di dalam gua.
Selain menceritakan tentang legenda Gua Pindul,pak Tono pun akan menjelaskan ornamen yang ditemui di sepanjang pengarungan. Di gua ini terdapat beberapa ornamen cantik seperti batu kristal, moonmilk, serta stalaktit dan stalagmit yang indah. Sebuah pilar raksasa yang terbentuk dari proses pertemuan stalaktit dan stalagmit yang usianya mencapai ribuan tahun menghadang di depan. Di beberapa bagian atap gua juga terdapat lukisan alami yang diciptakan oleh kelelawar penghuni gua. Di tengah gua terdapat satu tempat yang menyerupai kolam besar dan biasanya dijadikan tempat beristirahat sejenak sehingga wisatawan dapat berenang atau terjun dari ketinggian. Menikmati indahnya ornamen gua di sela bunyi kepak kelelawar dan kecipak air, mendadak pengarungan sudah sampai di mulut keluar gua. Bendungan Banyumoto yang dibangun sejak jaman Belanda dengan latar belakang perbukitan kami pun mengakhir petuangan kami di dalam Gua pindul.




Minggu, 03 Mei 2015

Reportasi Kuliner " Ayam Bakar"


Ayam Bakar “Mbak Tari”

Sabtu, 21 Maret 2015 lalu di daerah Kelapa Dua perempatan di lampu merah, Depok terdapat  rumah makan yang didalamnya berisikan empat meja dengan ukuran kecil yang cukup di gunakan untuk menyantap makan yang dipesan oleh pengunjung seperti halnya menyamtap menu utama dari rumah makan itu yaitu ayam bakar Mbak Tari dengan harganya yang terjangkau bagi pengunjung dan juga rasa ayam bakar dengan sambel yang sangat cocok bila disantap di waktu siang hari dan membuat perut yang saat itu memang lagi keroncongan, tergoda untuk ikut mencicipi karena wangi bumbunya menyebar saat dibakar.
Ayam bakar Mbak Tari bukan hanya konsumsi untuk kaula muda atau para muda-mudi ataupun seluruh keluarga yang senang akan ayam bakar. Tapi juga bagi orang yang pengidap penyakit Diabetes juga bisa menikmati rasa sensasi ayam ini.
Mbak Tari dia sendirilah membuat ayam bakar, Mbak Tari berasal dari Jawa Timur yang juga ternyata dulunya Mbak Tari adalah seorang yang gemar memasak. Kenapa beliu tiba-tiba membuka rumah makan dengan menu utama ayam bakar, itu karena Mbak Tari dan suaminya yang bernama Rudi dulu sangat suka memakan ayam bakar di rumah makan pada saat dulu mereka sebelum menjadi suami istri mereka sering makan di rumah makan dengan memesan ayam bakar . Suaminya inilah yang banyak membantu bisnisnya ini. Bisnis ayam bakar ini sesuai pengakuan keduanya, baru digeluti tahun 2015 ini.
Mbak Tari mengatakan, dia sendiri yang meracik bumbu ayam Bakar ini. Dia juga mengatakan, “saya langsung yang meracik bumbu ayam ini”. Ayam bakar dibakar atau dipanggang di dalam tempat pemanggang. Kata pemilik ayam bakar ini, ayam kalau dibakar akan terjaga kalori dan vitamin yang terkandung didalamnya dibanding kalau ayam itu digoreng atau dimasak. Kulitnya juga tetap terjaga dan bahkan sangat renyah.
Adapun harga ayamnya sangat terjangkau, yaitu dengan uang Rp 11.000,- sudah dapat satu potong, kalau tambah nasi Rp 15.000,- dan kalau satu ekor Rp 100.000, itu sudah bisa dikonsumsi untuk beberapa orang.