Senin, 30 Maret 2015

Reportasi kehidupan sosial "Pengamen"

Pengamen

Panas terik matahari dan dinginnya cuaca di malam hari di daerah kota Depok tepatnya  di Kelapa Dua. Mungkin demikianlah kehidupan masyarakat di KelapaDua. Tetapi semuanya tak berarti apa pun bagi semua pengamen di daerah depok ini,mereka terus melakukan kegiatan mengamen di rumah makan dan mobil angkutan kota yang lalu lalang di daerah ini.
Mulai dari anak-anak sampai bahkan remaja yang seharusnya mendapatkan pembelajaran di sekolah malah berkeliaran di jalanan. Begitu juga seorang anak yang  bernama Rido berumur empat belas tahun yang hampir setiap harinya berada di  pinggir jalan untuk mengamen dengan membawa gitar kecilnya dan memainkan gitarnya, dengan suara yang khasnya anak itu bernyayi dari setiap rumah makan yang  dilaluinya bahkan juga terkadang dia mengamen di dalam angkutan kota.
Sudah hampir satu tahun lamanya Rido menjadi pengamen. Setiap harinya dia pergi mengamen untuk mendapat uang yang jumlahnya tak seberapa Karena terlalu banyak orang yang mengamen sehingga terkadang Rido tak mendapatkan uang setelah dia bernyanyi di tempat ia mengamen.

Jangankan untuk mengecap bangku sekolah, selama hampir setahun Rido hanya dapat mengumpulkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Tampa ayah, Rido merasakan beratnya hidup di jalanan namun semuanya dia jalanani.“saya ingin merasakan kehidupan yang lebih baik lagi seperti anak-anak yang lain untuk bisa menikmati bangku sekolah dan mendapatan pendidikan, tapi tidak cukup untuk biayanya.” UjarRido sambil menagis. Kesempatan untuk merasakan hidup layak sangat sulit untuk dirasakan Rido. Walaupun tampak kepedihan di mata Rido namun dia tetap tegar menjalani kehidupannya sehari-hari. “doa kan saya biar selalu besemangat mengamen dan mendapatkan uang untuk bisa bersekolah” kata Rido sambil memainkan petikan-petikan gitar kecil di tangannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar