Pengamen
Panas terik matahari
dan dinginnya cuaca di malam hari di daerah kota Depok tepatnya di Kelapa Dua. Mungkin demikianlah kehidupan
masyarakat di KelapaDua. Tetapi semuanya tak berarti apa pun bagi semua pengamen
di daerah depok ini,mereka terus melakukan kegiatan mengamen di rumah makan dan
mobil angkutan kota yang lalu lalang di daerah ini.
Mulai dari anak-anak
sampai bahkan remaja yang seharusnya mendapatkan pembelajaran di sekolah malah berkeliaran
di jalanan. Begitu juga seorang anak yang bernama Rido berumur empat belas tahun yang
hampir setiap harinya berada di pinggir jalan
untuk mengamen dengan membawa gitar kecilnya dan memainkan gitarnya, dengan suara
yang khasnya anak itu bernyayi dari setiap rumah makan yang dilaluinya bahkan juga terkadang dia mengamen
di dalam angkutan kota.
Sudah hampir satu
tahun lamanya Rido menjadi pengamen. Setiap harinya dia pergi mengamen untuk mendapat
uang yang jumlahnya tak seberapa Karena terlalu banyak orang yang mengamen sehingga
terkadang Rido tak mendapatkan uang setelah dia bernyanyi di tempat ia mengamen.
Jangankan untuk
mengecap bangku sekolah, selama hampir setahun Rido hanya dapat mengumpulkan uang
untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Tampa ayah, Rido merasakan beratnya hidup
di jalanan namun semuanya dia jalanani.“saya ingin merasakan kehidupan yang
lebih baik lagi seperti anak-anak yang lain untuk bisa menikmati bangku sekolah
dan mendapatan pendidikan, tapi tidak cukup untuk biayanya.” UjarRido sambil menagis.
Kesempatan untuk merasakan hidup layak sangat sulit untuk dirasakan Rido.
Walaupun tampak kepedihan di mata Rido namun dia tetap tegar menjalani kehidupannya
sehari-hari. “doa kan saya biar selalu besemangat mengamen dan mendapatkan uang
untuk bisa bersekolah” kata Rido sambil memainkan petikan-petikan gitar kecil
di tangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar